My Creature

My Creature
little pink cloud

Selasa, 23 Juli 2013

Belajar kepada para Master di POPCON Asia 2013




Ini adalah pertama kalinya Politeknik Negeri Batam mengikuti event Popular Culture Convention Asia 2013 yang diadakan pada awal Juli lalu, tepatnya pada tanggal 5-7 Juli 2013 di JCC (Jakarta Convention Center), Senayan Jakarta.  Popular Culture Convention Asia ini merupakan yang kedua kalinya sejak 2012 , dan kedepannya akan ada setiap tahunnya dengan konsep yang menyesuaikan dengan perkembangan dunia industri kreaif. Popular Culture Convention Asia 2013 atau lebih umum disingkat sebagai POPCON Asia 2013 merupakan sebuah wadah untuk berbagai ide, menjalin komunikasi dan kolaborasi bagi 300 lebih penggiat bidang industri kreatif yang berbasis budaya popular, mulai dari popstar illustrator, toys maker, game maker, movie maker yang kesemuanya berasal dari beberapa kawasan lokal di Indonesia, Asia, eropa, dan Amerika. 




Tidak ketinggalan pula beberapa instansi pendidikan yang ikut terlibat antara lain, Politeknik Negeri Batam, Institut Francais Indonesia, International Design School, Binus University, dan FMDS-Raffles Academy. Yang mana masing-masing instansi pendidikan tersebut memiliki misi yang sejalan untuk menumbuhkan industri kreatif di Indonesia. Khusus untuk Politeknik Negeri Batam sendiri ini merupakan suatu kebanggan tersendiri karena menjadi satu-satunya perguruan tinggi negeri yang mengikuti ajang POPCON Asia 2013. Dari keikutsertaan Politeknik Negeri Batam dalam ajang POPCON, membuka pintu komunikasi dan informasi dengan peserta lain baik dari Indonesia sendiri maupun dari kawasan Asia, dengan begitu memberikan pandangan yang lebih luas di dunia industri kreatif bagaimana nantinya memberikan wawasan yang up to date kepada mahasiswa sesuai dengan skala industri kreatif yang berkembang saat ini di tanah air. Banyak hal yang dipelajari dalam keikutsertaan tersebut, baik dari para popstar artist, perusahaan-perusahaan game development, maupun dari instansi perguruan tinggi lainnya.
 


Politeknik Negeri Batam mengirimkan delegasi berjumlah dua orang yang mewakili Program Studi Multimedia dan Jaringan Jurusan Informatika, seorang dosen Happy Yugo Prasetiya, S.Sn. dan satu mahasiswa bernama M. Fauzi Ardhi. Meskipun tidak mudah hanya dengan dua perwakilan saja yang harus mengeksekusi semua materi dan bahan pada saat pameran, tapi semangat untuk sharing dengan para pakar dan memperkenalkan Politeknik Negeri Batam sebagai salah satu instansi pendidikan pencetak SDM untuk mendukung perkembangan industri kreatif di Indonesia khususnya di Batam ini sendiri. Untuk persiapan awal tentunya juga melibatkan berbagai pihak, mulai dari tingkatan manajemen kampus yang memfasilitasi semua akses keikutsertaan acara hingga mahasiswa Multimedia dan Jaringan yang membantu mempersiapkan konten dan bahan untuk pameran.

Beberapa kalangan pada saat pameran banyak mempertanyakan keikutsertaan Poltek Batam dalam POPCON ini, maklum karena kebanyakan instansi pendidikan dan perusahaan yang mengikuti even tersebut berasal dari Jakarta sendiri. Jarang ditemui peserta yang berasal dari daerah-daerah lain. Tapi inilah Polteknik Negeri Batam yang ingin menunjukkan potensi-potensi SDM dari daerah yang layak diperhitungkan, apalagi Batam sendiri termasuk daerah terluar Indonesia yang berbatasan dengan dua negara tetangga; Malaysia dan Singapura. Selain itu seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, tentang pentingnya sharing antar instansi pendidikan dan dengan pihak pelaku industri merupakan pelajaran yang tak ternilai untuk membenahi kekurangan yang ada di Prodi Multimedia dan Jaringan Politeknik Negeri Batam.

Belajar dari master
POPCON Asia 2013 yang dilaksanakan selama 3 hari tersebut memiliki berbagai agenda acara bagi semua peserta, tidak hanya untuk berbagi informasi dan ide, sharing ilmu baik itu dalam bentuk workshop, masterclass, talk show, dan pelatihan singkat. Yang menjadi pusat perhatian disini adalah popstar dari Korea bernama Kim Jung gi, dia adalah illustrator handal yang dijuluki manusia printer. Karena karya-karya illustrasinya yang sangat mencengangkan, kesempatan untuk belajar dari sang master ini terpenuhi dalam sesi Masterclass. Dimana dia membagikan ilmunya sehingga bisa membuat illustrasi langsung tanpa harus melihat objek yang ada. Kuncinya adalah selalu memperhatikan apa yang kita lihat sekecil apapun itu dan menguasai teknik menggambar prespektif dengan komposisi penuh. Beberapa popstar yang berpredikat master juga sharing ilmunya disini, mulai dari Imaginary Friends, dan Clog Two dari Singapura, Ankama Games, Richard Danto, Mikael Marin dari Prancis.





Namun disini terjadi pula perputaran ekonomi yang sangat cepat, dimana produk-produk yang dipamerkan tidak hanya diperkenalkan saja, tapi juga diperjual-belikan karena memiliki nilai jual dihadapan ribuan audience yang hadir. Ini menimbulkan motivasi tersendiri bagi pihak kami selaku program studi Multimedia dan Jaringan, dimana karya-karya mahasiswa yang dibuat tidak hanya berhenti dinilai dari sisi kreatif saja. Melainkan yang paling penting adalah memiliki nilai jual dan memiliki pasar tersendiri sehingga kemampuan mahasiswa bisa berkembang mengikuti roda perputaran industri kreatif.

Seperti hasil sharing yang delegasi Poltek Batam lakukan dengan pihak FMDS-Raffles Academy, bahwa SDM di Indonesia ini memiliki kreatifitas yang tinggi, dunia luar sudah sangat mengakui hal itu. Namun kelemahan yang ada adalah kebanyakan dari mereka gagal menjual karya-karya mereka. Padahal jika dinilai secara kualitas tidak kalah dibandingkan dengan karya orang luar negeri. Oleh sebab itu pihak Raffles memiliki program Designpreneurship, dimana desainer tidak hanya bisa membuat karya yang kreatif saja, tapi juga bisa menjual karya tersebut dengan nilai yang layak.

Dari hal tersebutlah tercetus gagasan untuk mengembangkan program yang dimana karya-karya mahasiswa yang memiliki nilai jual agar difasilitasi untuk bisa dikembangkan, diperkenalkan, dan dijual kepada khalayak umum. Tentunya ini membutuhkan ekstra tenaga dan dukungan dari berbagai pihak untuk merealisasikan gagasan tersebut. Agar Indonesia dan dunia tahu bahwa di daerah perbatasan seperti Batam terdapat basis Industri kreatif baru yang ikut menyemarakkan persaingan pasar. (YG)



Jumat, 19 Juli 2013

Sebuah Awal Yang Menantang

Saat ini saya bekerja sebagai pengajar di Instansi Pendidikan; Politeknik Negeri Batam, salah satu matakuliah yang saya ajar Desain Grafis. Meskipun Jurusan yang saya ikuti saat ini bukanlah jurusan yang spesifik mengarah ke ranah desain, paling tidak dengan matakuliah yang saya pegang ini bisa menularkan ilmu-ilmu dan passion tentang desain kepada mahasiswa. Beruntung kecocokan itu bisa dieksplor dalam Prodi Multimedia dan Jaringan yang masuk dalam Jurusan Informatika. Kebanyakan mahasiswa tersebut lebih mengenal tentang Informatika jika dibandingkan desain itu sendiri, tugas yang cukup berat tapi syukur Alhamdulillah lambat laun passion tersebut tercipta bagi mahasiswa baru angkatan 2012/2013. Pada awalnya cukup sulit karena mahasiswa yang terseleksi sebenarnya diprioritaskan kepada informatika-nya bukan bidang multimedia. Posisi Desain Grafis disini menempati matakuliah relaksasi, artinya matakuliah yang memberikan penyegaran berpikir, mengatasi rasa bosan setalah mahasiswa diserang bertubi-tubi dengan yang namanya ilmu kalkulus, matematika, bahasa pemrograman dan lain sejenisnya. Karena menempati posisi tersebut, Desain Grafis menempati posisi tersendiri dihati para mahasiswa yang benar-benar memiliki passion dalam desain. Keingintahuan mereka semakin mendalam ketika di akhir semester mempertanyakan ada tidaknya matakuliah sejenis desain ini di semester-semester selanjutnya. Rasa pesimistis muncul tentang tidak adanya matakuliah sejenis jika melihat daftar matakuliah mereka yang akan ditempuh tiap semester.


Tidak disangka gayung pun bersambut, hal ini berawal ketika Ketua Prodi Multimedia dan Jaringan  menginginkan mahasiswa bisa menguasai perancangan desain karakter untuk mendukung matakuliah di semester 6 animasi 3D. Tidak mungkin memperkenalkan materi perancangan desain karakter dalam matakuliah desain grafis yang sebenarnya telah digabung dengan matakuliah-matakuliah lain jika membandingkan dengan matakuliah di jurusan Desain Komunikasi Visual. Seperti Nirmana, Tipografi, Semiotika, Advertising, di khusus di jurusan DKV masing-masing berdiri sendiri menjadi matakuliah tersendiri, disini saya harus merangkap semua itu menjadi satu matakuliah yakni Desain Grafis. Jadi tidak mungkin untuk menambahkan lagi materi perancangan karakter dalam matakuliah tersebut. Ketua Prodi melihat ada celah di matakuliah Proyer Akhir 1, yakni matakuliah di semester genap yang mengharuskan mahasiswa membuat proyek berdasarkan matakuliah yang telah mereka tempuh. Dalam proyek Akhir tersebutlah perancangan desain karakter masuk, mengharuskan mahasiswa Multimedia dan jaringan sebelum merancang proyek yang berbau dinamis, dalam Proyek Akhir 1 ini meraka membuat proyek statis atau media visual statis dalam bentuk desain karakter dan media promosi untuk mengawali atau sebagai pondasi untuk melangkah ke Proyek yang lebih kompleks lagi.


Berbagai tanggapan muncul, baik itu yang suka dan ada yang keberatan dengan adanya proyek Akhir 1 yang berhubungan dengan desain karakter. Masalahnya hanya satu, mayoritas mahasiswa ini tidak memiliki dasar teknik menggambar, karena basic mereka adalah informatika yang pada saat seleksi tidak dianjurkan untuk memiliki skill tersebut. Jadi mau tidak mau, saya harus memberikan materi menggambar dasar kepada mereka. Mengisi waktu luang untuk mengajarkan teknik-teknik menggambar. Dari sekian banyak mahasiswa, hanya 30% yang memiliki skill dalam hal menggambar, 50% memiliki passion ke arah itu walaupun dalam skill masih perlu diasah lagi. Sisanya yang penting mengerjakan dengan hasil yang ala kadarnya, dan saya memaklumi hal tersebut. Setidaknya dari kasus tersebut saya mendapatkan evaluasi yang berharga, apa yang harus dibenahi untuk disemester mendatang. Memberikan passion yang lebih greget lagi kepada para mahasiswa Multimedia dan jaringan.



 Dari hasil proyek Akhir tersebut, karya yang masuk dalam kategori terbaik mendapatkan kesempatan untuk ditampilkan dalam ajang POPCON 2013 tanggal 5-7 Juli lalu di Jakarta. Pihak Managemen Politeknik Ngeri Batam ternyata sangat mendukung keikutsertaan dalam ajang yang sudah berlangsung dalam kurun waktu 2 tahun ini. Semoga tahun depan Multimedia dan Jaringan mendapatkan kesmpatan lagi dalam mengikuti POPCON 2014 nanti dengan karya-karya yang lebih greget dan karya yang lebih memuaskan.




Sabtu, 28 Mei 2011

Merchandise Universitas Negeri Malang

Hal ini menanggapi tentang kurangnya perkembangan pemanfaatan merchandising di Universitas Negeri Malang (UM). Dari pengamatan yang saya lakukan beberapa bulan ini untuk merchandise UM masih tergolong cukup langka. mungkin sebagian dari kita bisa menemui semacam gantungan kunci, pin, dan stiker yang tersebar luas di toko-toko dekat kampus UM. Tapi memang hanya sebatas itu saja. Pernakah kita menemui selain benda-benda tersebut? mungkin pernah, tapi jarang. Dari KOPMA UM saja masih kurang memiliki varian merchandise dan masih menyediakan varian yang tidak berbeda dengan toko-toko sekitar kampus. Dari hal tersebut saya membuat beberapa karya yang mungkin bisa menjadi alternatif untuk menambah variasi jenis, bentuk dan desain merchandise UM.
Belajar dari dua perguruan tinggi di Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai studi komparatif untuk pengembangan merchandise UM, kedua perguruan tinggi tersebut telah melangkah jauh dalam pengembangan merchandise universitas. Mari kita bersama belajar dari kekurangan yang ada agar bisa membenahi hal tersebut.

Rabu, 23 Maret 2011

Core Value and Good Attribute (Must be Change)


Sebenarnya saya bingung dengan apa yang akan saya sampaikan,  butuh beberapa puluh menit untuk berpikir apa yang hendak saya tuangkan kepada anda. Secangkir kopi-kah, teh, syrup, setrup, atau hanya air putih yang rasanya hambar tapi kaya manfaat? Sebentar…….. tunggu beberapa saat.
………………………………………………………………………………………………………………………………………………!................................!?...........................?.......................................................................!!!!!


Ok ini dia, sebenarnya hal ini telah lama saya rasakan pada diri saya. Sesuatu yang buruk dalam perilaku. Semboyang yang dulu saya pegang (“hari esok harus lebih baik dari hari ini”) terjatuh entah kemana. Sudah tidak kredibel untuk saya pegang, mengingat bagaimana saya sekarang. Mungkin anda yang belum mengenal saya secara dekat menganggap hal ini biasa saja. Dan untuk anda yang sudah mengenal saya dalam waktu cukup  lama saya mohon mengertilah atau setidaknya berpura-pura mengerti.
Apa yang telah saya alami merupakan degradasi moral, tidak bisa menjadi lebih baik malah lebih buruk lagi. Dan dengan melihat cermin saya itu sekelebat muncul keinginan untuk merubah semua itu. Jika berbicara perubahan akan saya garis bawahi dulu apa yang seharusnya di garis bawahi. Mari berbicara tentang core value dan good attribute. Setidaknya inilah yang menjadi acuan utama perubahan yang ingin saya tempuh.
Core value, desainer sangat memerlukan dua kata berbahasa inggris itu untuk menunjukkan eksistensi diri dan atas skill-nya dalam mendesain. Bertolak ukur pada pengetahuan dasar yang dimiliki desainer serta tak lupa juga good taste dalam sebuah karya desain.  Yah… mungkin itulah sedikit tentang core value.
Sekarang yang kedua good attribute. Banyak orang yang menginterpretasikan hal ini kedalam sarana penunjang atau gadget apa yang harus dimiliki. Naïf,,, memang. Tapi yang perlu dicatat adalah sebenarnya bukan itu!  Ini menyangkut sikap professional sebagai seorang desainer. Komitmen, inegritas, dan tepat janji inilah yang juga perlu menjadi pegangan untuk memenuhi kebutuhan klien yang sedang kita hadapi. Managemen diri, setidaknya hal ini lah inti dari good attribute. Perlu diperhatikan, disini nilai jual berpengaruh. Menjadi berharga atau tidak disinilah sebuah karya yang kita buat ditentukan oleh nasib klien.
Yah saya ingin merubah diri! Meskipun sekedar cita-cita. Dan anda boleh saja menyebut saya munafik, sekedar untuk memotivasi diri.

*(tulisan ini sudah pernah di post pada facebook penulis)